Senin, 21 Februari 2011

Pelajaran Baru dari seorang Penjual Kerupuk

Jakarta, 21 02 2011

Hari ini aku mencoba untuk berangkat lebih pagi dari kosan menuju kantor, 08.45 WIB, saat aku berangkat dari kosan menuju halte busway “JCC”, aku melihat orang-orang sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada orang yang pergi ke kantor, mangkal di pangkalan ojek, tukang sayur dengan suara yang khas “yur,,,,,, sayur,,,,” , ada yang “sayuuurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr,,,,,,,,,,, ” , dan masih banyak lagi suara khas dari tuakng sayur, tukang mulai pekerjaannya,, ada yang biasa aku temui yaitu seorang joki “joki three in one” .
Ehmmm,,, ada satu lagi yang aku sebutin, dan baru hari ini aku melihatnya, aku hari ini bisa belajar “Pantang Menyerah”.Aku berjalan di sekitar Ladokgi (Lembaga Kedokteran Gigi milik TNI AL), dari kejauhan aku mendengar suara yang tidak terlalu jelas, awalnya aku mengira orang jualan jamu yang pake mobil yang biasanya di pasar-pasar, atao klo ga tukang jualan perkakas yang memakai mobil bak. Ternyata aku salah, dia bukan penjual jamu, atau penjual perkakas, tapi orang ini jualan kerupuk keliling. Dia membawa tumpukan krupuk yang tinggi, di tumpuk dalam plastik yang sangat besar “kerupuk ikan”, di taruh diatas kotak yang beroda dan di beri seutas tali, sehingga memudahkan dia, untuk membawa kerupuk tersebut. Jualan kerupuknya mungkin sudah biasa, tetapi taukah siapa yang menjual kerupuk itu,,,,?
Seseorang yang buta, dia berjalan dalam kegelapan demi menghidupi keluarganya, dia tidak menunggu seseorang untuk memberinya sesuap nasi. Tetapi dengan kekurangan yang dia miliki, dia masih mempunyai keinginan untuk merubah nasibnya, menghidupi keluarganya dengan berjualan.
Subhanallah, orang yang tidak bisa melihat saja , mempunyai semangat yang tinggi untuk bertahan, tetapi kenapa kita yang mempunyai sebuah kesempurnaan tidak mau berusaha? Kenapa hanya mengantungkan diri kepada orang lain dan selalu mengeluh?
Mari kita renungi, apakah kita sudah mensyukuri kesempurnaan fisik kita? Apa yang kita lakukan dengan fisik yang sempurna? Apa kita masih mengeluh dengan keadaan kita saat ini? Seharusnya kita mensykuri apa yang ada pada diri kita, dan mencoba untuk melihat sesuatu tidak selalu harus keatas, tapi tengoklah sesekali kebawah.