Senin, 27 Februari 2012

Kesetiaan Seorang Kakak









Sore sekitar pukul 16.00 WIB, tepatnya di busway jurusan Ancol- Kampung melayu, aq tertarik dengan dua orang anak kecil yang duduk didepan ku. Aq berdiri tepat di depan dua anak kecil tersebut, awalnya anak kecil ini duduk, kemudian berbagi tempat duduk dengan adiknya. Setelah beberapa lama kemudian, si kakak ini melihat adeknya yang sedang ngantuk, akhirnya dia mengalah, dia berdiri diatas kursi, dan si adeknya duduk. Aq terus memperhatikan gerak-gerik si anak kecil tersebut.

Dan sampailah si kakak tersebut merasa kelelahan berdiri, dan si adek semakin terlelap, akhirnya dia membangunkan adiknya, dan memangku adeknya tadi. Disini aku melihat, anak sekecil itu, sudah pandai berbagi dengan saudaranya. Dan ketika itu juga aku perhatikan dia sedang tak bersama orang tuanya.

Sungguh benar-benar melihat pemandangan yang bisa diambil hikmahnya. Kesetiaan itu tak bisa di ukur dengan sebuah "UMUR" dan kedewasaan yang dimiliki anak itu tumbuh ketika dia merasa mempunyai tanggung jawab. Sudahkah kita sebagai orang yang mempunyai nilai UMUR lebih banyak dari anak kecil itu mempunyai Kesetiaan seperti anak itu?

Jumat, 24 Februari 2012

Tukang Ojek pun masih peduli

Pagi ini aq sedikit kesiangan ke kantornya, dan setelah turun dari busway.  Aq melewati jalan samping kantor ku. Dan jalan ini pula yang biasanya dilewatin oleh para mentri, karena di belakang kantor ku adalah komplek mentri. Dari kejauhan terlihat ada mobil mentri yang sepertinya mau lewat. Dari kejauhan nampak lampu sipengawalnya sambil menyalakan sirine. Lewatlah mobil mentri itu, di depanku, dan ketika mau menyebrang ke jalan, tiba2 dengan sigap tukang ojek yang di pangkalan, membantu rombongan mobil mentri itu agar mendapatkan jalan.  Dan ternyata rakyat kecilpun masih peduli dengan pemimpinnya, apakah mereka juga demikian? Masih peduli juga?

Published with Blogger-droid v2.0.2

Senin, 20 Februari 2012

Tukang Sapu Jalan dan Polisi #Sampah

Pagi ini, tepatnya tanggal 20 Februari 2012. Pagi -pagi sekali sekitar pukul 5.30, saya menuju halte busway 'Menara Jamsostek' . Ketika saya sedang menunggu busway, aku memperhatikan seorang ibu yang meakai baju 'orange', sedang menyapu sampah di depan menara 'jamsostek', sempat kagum melihat ibu-ibu itu yang bekerja sebagai tukang sapu jalan. Di pagi yang buta sudah berangkat, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tetapi ada satu hal yang membuatku kesal terhadap ibu-ibu tersebut, beliau menyapu semua sampah yang ada disekitarnya, dan mengumpulkan sampah-sampah itu, dan kemudian ibu itu membuang sampah tersebut pada lubang kecil yang ada di pinggir trotoar, yang tak lain adalah tempat masuknya aliran air ketika hujan. Sejenak saya berfikir, apakah semua petugas sapu dijakarta seperti ini? Pantaslah klo Jakarta tak pernah lepas dari banjir, petugas kebersihannya bertindak seperti itu, semoga yang saya lihat hari ini adalah hanya satu dari sekian banyak petugas kebersihan lainnya. Dan ini juga pelajaran bagi diri kita sendiri, yaitu untuk tetap konsisten membuang sampah HANYA pada tempatnya.


Disi lain ketika akan berangkat ke kantor, menuju halte busway 'JCC', pemandangan seperti biasa yaitu di ujung jalan ada tukang ojek, dan di sampingnya ada beberapa Polisi yang bertugas. Tetapi ada 1 hal yang menarik perhatian saya hari ini. Saya berjalan awalnya cukup kencang ketika melihat apa yang dilakukan oleh P. Polisi tersebut, saya mulai mengurangi kecepatan berjalan. Si P. Polisi tersebut, awalnya saya kira ngapain, membawa tali panjang yang bawahnya ada batunya, dan berjalan di sekitar jalan . Ternyata yang di bawa adalah magnet dan bukan batu. Saya melihat di magnet tersebut, terdapat banyak sekali paku-paku yang menempel. Dan dari situ saya melihat, ternyata masih ada Polisi yang melalukan pembersihan seperti itu. Dan ternyata banyak sekali orang iseng yang melakukan penebaran paku di sekitar jalan Farmasi.


Sungguh mulia orang - orang yang melakukan hal yang kecil, tetapi sangat bermanfaat untuk masyarakat luas.


:)