Selasa, 23 Juli 2013

Bokeh

Bokeh

Yups,,,
Ini adalah salah satu teknik dalam sebuah fotografi
Tapi aku tak akan bercerita tentang sebuah teknik dalam fotografi
Karena aku belum terlalu faham dengan hal itu
Tapi tentang
Sebuah kesempurnaan

Apa yang kau lihat dalam cahaya
Buramkah?
Berantakankah?
Indahkah?
Atau bahkan kau melihat sebagai kesempurnaan?
Satu dari sepersekian orang melihat dengan sudut pandang yang berbeda

Tak semua orang menilai dengan yang sama
Pernahkah kita tau tentang sebuah penilaian tentang diri kita?
Simplenya saat kita merasa cantik
Karena saya sebagai seorang wanita
Diluar sana banyak yang menilai lebih dari itu
Bahkan ada yang menilai sangat cantik
Dan kita tidak pernah menyadari hal itu
Yang ada dalam diri kita adalah
“Kekurangan”
Bukan sisi lain dari “kekurangan”
Ini yang membuat diri menjadi “minder”
Minder dengan diri sendiri
Padahal kita punya potensi yang lebih
Mundur sebelum berperang dengan diri sendiri?
Ini yang membuat “impian” tidak menjadi nyata
Allah saja selalu yakin,
Bahwa”umatnya” diberi ujian sesuai dengan takarannya
Kenapa kita sebagai ciptaaNya masih ragu dengan hal itu?
Hei,,,
Hadapkan dirimu pada kaca
Lihatlah aku
Aku bukan orang yang sempurna
Tapi aku bisa menjadi lebih baik
Aku bukan orang yang bisa membahagiakan orang
Tapi aku harus bisa menjaga senyumku untuk semua orang
Masih banyak yang lebih baik dari aku
Ya memang benar
Tapi masih banyak juga “potensi” baik yang belum tergali ada dalam dirimu

Banyak sebuah alasan saat “kekurangan” kita tonjolkan dalam diri
Tapi hanya ada sebuah “Aksi” dalam tindakan
Jadi NOEXCUSE

“bukan kesempurnaan dalam cahaya, tapi satuan cahaya yang membuat keindahan”


#TasyaSaraswati

Aku tak bisa membaca
Tapi aku mengenal angka
Karena hidupku berkutat dengan angka
Nominal uang tepatnya
Receh atau selebaran uang kertas
Cepat sekali aku menghitungnya
Eits,,, tapi jangan salah
Aku juga bisa berhitung
Lihatlah jariku
Aku menggunakannya untuk menghitung angka dalam papan hijauku
Memang aku tak punya teknik untuk menghitung
Jadi aku menggunakan jari untuk menghitung
Jika kurang, jari untuk menghitung angka
Aku pinjam saja jari kakak yang sedang menemaniku belajar
Supaya aku bisa tetap menghitung
Dari semua pertanyaan
Tak satupun jawaban yang salah
Dan aku suka berhitung
Tapi cita citaku menjadi seorang penyanyi
Seperti wali kali ya kak,,?
Karena hanya itu yang aku bisa
Menyanyi dengan suara sumbang dijalanan
Yang bisa menghasilkan receh
Untuk membantu ibuku yang kini cacat
‪#‎TasyaSaraswati‬ ; Rumah Sakit Dompet Duafa




Anya Istimewa

Anya Istimewa
Yups,,, itulah sebutan yang dilontarkan oleh seorang “MC” yang bernama Pinut(red : nama beken) , 
Hai anya
Saat pertama kali aku mengenalmu
Hai, fatma
Hai anya,
Kemudian bertanya lagi
Nama kakak siapa? Lupa,,,
Sambil tersenyum
Dan bertanya kepada sang pendamping, siapa nama teman kamu?
Fatma, ka fatma
O iya,,,
Umurmu memanglah seumuran anak yang lulus SMA
Tetapi engkau lebih istimewa dibandingkan dengan anak SMA jaman sekarang
Yang sukanya hanya tawuran tidak jelas
Prestasimu sungguh luar biasa
Tingkat kepercayaan diri yang ada dalam diri kamu luar biasa
Aku saja yang berumur sekian tahun lebih dari kamu tidak mempunyai kepercayaan diri yang lebih
Apalagi didepan panggung dan di saksikan orang yang banyak
Membunuh rasa malu saja belum bisa
Wah,,, malunya aku
Engkau memang “istimewa”
Mamamu luar biasa
Kesabaran yang luar biasa memiliki kamu yang istimewa
Begitu juga dengan pendampingmu juga luar biasa

Senin, 08 Juli 2013

Satu Rasa Yang Sama

Satu rasa yang sama
Satu tujuan yang sama
Dalam bentuk sebuah komunitas yang bernama SIGi
Sahabat Indonesia berbagi
Satu persatu berkumpul dan bertemu
Menghimpun tujuan yang sama
Satu yaitu berbagi
Satu kesatuan yang utuh dan menguatkan
Ada satu hal yang bisa menghancurkan tujuan bersama itu
Bahkan dalam sekejab
Hitungan detikpun tak mampu mengelakan jika itu terjadi
Egoisme dalam diri
Itulah yang mampu menghancurkan “satu tujuan”
Tak perlu menghiraukan apa kesalahan orang lain
Jika kita masih mempunyai tujuan yang sama
Satu hal yang harus ditanamkan “ kita manusia biasa yang tidak bisa menjadi sempurna dalam penilaian setiap orang”
“kita manusia biasa yang harus bisa terus memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik”
Tekan ego dalam dalam, kalau perlu kubur sekalian
Kembalikan satu tujuan itu yaitu “Berbagi”
Dengan satu wadah yang masih utuh dalam “SIGi”
SIGi yang ada saat ini hanya sebuah nama
Bukan hal yang berarti tanpa pergerakan didalamnya
SIGI yang ada saat ini tidak akan tumbuh menjadi baik jika didalamnya masih tersimpan “ego”
Hai sobat
Apa tujuanmu datang ke SIGi?
Untuk berbagikah?
Atau hanya untuk mengumbar ego?
Jika kita masih sejalan dengan tujuan yang sama
Kenapa kau tak membuang si ego?
Ego ada hanya akan menghancurkan
Bukan menguatkan
Ego ada untuk menguji
Seberapa besar rasa berbagi itu tumbuh dalam diri kita
Seberapa kuat kita memeliharanya untuk hal yang lebih baik?
Selamat tinggal “ego”

Selamat datang “satu tujuan yang utuh” J