Rabu, 04 September 2013

Mimpi itu terwujud disaat yang tepat

Sanggar Titian Ilmu, begitulah namanya. Aku mengenal sanggar ini saat ada berita kebakaran yang menimpa daerah tersebut, di pedongkelan, Cempaka Putih. Saat awal berniat meninjau lokasi kejadian, karena mempunyai keinginan untuk membantu, apalagi korbannya anak anak. Sanggar tersebut dimiliki oleh seorang ibu paruh baya yang bernama “Nur”, itu namanya dan panggilan akbrab beliau adalah “mimi” itu panggilan anak anak kepada beliau. 

Umur 50 tahunnya itu yang tak mematahkan semangat yang dia miliki untuk berbagi, walapun dia juga bukan dari kalangan yang mampu, tapi semangat beliau luar biasa. Berawal dari sekitar tahun 2000. Beliau mendirikan sanggar tersebut, awalnya bernama “sekar” dan kemudian berganti nama menjadi “titian ilmu”. Kami dari SIGi biasanya mengadakan trauma healing untuk anak anak korban banjir ataupun kebakaran, tapi saat ini dana tidak mencukupi. Dan keterbatasan waktu juga akhirnya belum bisa membantu mereka. 

Sampai akhirnya di kantor ada perkumpulan orang orang yang mempunyai kepedulian yang lebih, membuat beasiswa untuk anak anak yatim terutama, dan anak anak kurang mampu. Saya mencoba mengajukan 6 orang , dan Alhamdulillah lolos 3 orang. Beberapa kali saya kesana, dan bermain bersama engan anak anak yang ada disana, saya melihat banyak nya kekerasan yang ada, bisa terjadi karena pengasuhan yang kurang baik juga, karena itulah saya merasa, saya ingin menjadi bagian dari mereka. Saya yang tak pernah ada kekerasan dalam pengasuhan, ataupun kata kata kasar terlontar, melihat mereka dengan mudah memukul, atau berkata yang kurang baik untuk ukuran anak dibawah 10 tahun.


Perjuangan mimi, bukan hanya untuk anak anak saja, tapi beliau juga membuat sang ibu ibunya, yang semula menjadi pengemis atau tukang lap dijalanan, mereka bisa menjadi buruh cuci, di komplek TNI AU, yang penghasilan perbulannya Rp. 600.000,- . Dengan anak lebih dari satu, sekolah mereka rata rata adalah sekolah swasta, dan tiap semester membayar Rp. 150.000,-. Alhamdulillah dengan dorongan yang kuat, cacian olok anpun tak menghentikan semangat beliau, mimi yang selalu dikagumi oleh anak anak.    Subhanallah,perjuagan inilah yang sungguh nyata, beliau bilang “ saya ingin membantu pemerintah ka, biarin walapun mereka jadi buruh nyuci, yang penting tidak dijalanan lagi, dan anak anakanya bisa sekolah. 

Artikel ini saya buat tanggal 15 April silam, dan belum juga ter-upload. Hari ini 4 Sepetmber 2013 ngupek-ngupek isi folder nemu dan. tulisan yang saya Bold diatas sekarang telah menjadi nyata. Ada disaat yang tepat, kami dari SIGi bisa berkunjung bersama-sama dengan Sahabat SIGi yang lain untuk berbagi di Sanggar Titian Ilmu. Thanks to Allah yang telah memberikan kemudahan didalamnya, dana yang kami gunakan adalah sisa donasi acara Kerabat SIGi bulan Ramadhan 2013 senilai Rp. 1.942.190. Kami membelikan 24 meja, 24 spidol serta uang tunai. Kami juga memberikan keterampilan berupa pembuatan "pin" oleh anak-anak. Mereka mengambar pada lembar kertas yang kami sediakan dan kemudian dicetak dalam mesin penge- press . 



Selasa, 03 September 2013

Karena Senyum Mereka adalah Bayaran KITA - Sahabat Indonesia Berbagi -


Receh Kahuripan ?
Mengumpulkan receh adalah hobi kita (SIGiers seluruh Indonesia)
Buat apa? modal kita untuk berbagi. 
Receh jangan diartikan sempit “uang logam” ya.. receh disini adalah segala bentuk uang yang buat orang tersebut “receh”.
Nah… periode agustus ini RK yang terkumpul RP. 685.300,-, kali ini kita mengadakannya di sanggar Titian Ilmu, Pedongkelan, Cempaka Putih. 



Gelas Kosong ?
Gelas kosong kali ini adalah dimana kita memposisikan diri sebagai “gelas yang kosong” yang siap menerima ilmu baru, inspirasi-inspirasi baru, hal-hal baru yang positif.  Kali ini gelas kosong kita membahas tentang agenda SIGi kedepannya diantaranya :
1.       SIGi Bogor akan berencana mengadakan “event”, apakah itu,,? Kita tunggu saja nanti ya hasil lebih lanjutnya.
2.       PO kaos SIGi #JustLimitedEdition . Siap-siap order ya…
3.       BCBS (Berbagi Ceria Bersama SIGi) , nah,,, ini ni yang ditunggu-tunggu kapan “Hadir  Kembali”. PRnya besar. InsyaAllah dalam tahun ini juga akan hadir kembali.
Siap-siap jadi relawan ya,,,
4.       Semut Abang (Sepatu Menawan Untuk Anak Bangsa) , salah satu program dari sesepuh kita yang nantinya akan berkolaborasi dengan event SIGi Bogor.
Semoga rencana-rencana diatas dimudahkan oleh Allah SWT. Amin
Dalam gelas kosong ini ada sebuah satu bahasan yang menarik disini. Tentang sebuah “komitmen”. Mendengar kata ini seolah semua orang takut, takut dengan ke-tidak sempurna didalamnya. Kenapa harus takut dengan komitment? Karena saya tidak mempunyai waktu yang lebih untuk berbagi. Bahasan ini terlontar saat membahas tentang komitmen pada BCBS. Salah satu dari sahabat kita mengungkapkan, disni jangan mengartikan sempit kata “komitmen” , banyak hal dalam BCBS, mulai dari pengkonsep, pelaksana, pengatur dsb. Masih banyak yang bisa kita lakukan, bukan hanya datang saat kegiatan berlangsung. Karena kita mempunyai cara dan waktu yang berbeda untuk berbagi. Jangan pernah takut dengan sebuah komitmen, manusia bukan atas  kesempurnaan, tetapi atas dasar berani “menjadi lebih baik”. ^^


Bikin Pin?
Disela-sela sebelum gelas kosong, sebagian dari anak-anak sudah pada datang, sampai kita binggung, bagaimana caranya, biar anak-anak pulang dulu, baru setelah dzuhur datang kembali. Bermain meja, bermain-main, ada yang gelayotan sana sini. Nah semakin binggung akhirnya, kami bilang, nanti habis dzhuhur kesini lagi ya. Habis sholat dzuhur. Nah apa yang dilakukan anak-anak itu? Anak-anak masuk ke mushola bagian belakang, tepatnya disitu juga tersimpan  karung beras, beberapa bantal, kasur lipet dari komunitas JTT yang nantinya akan disumbangkan ke Sanggar tersebut.
Ngapain anak-anak disitu? Mereka sholat, tepat diatas karung beras. Jam masih menunjukan jam 11.14, masih belum dzuhur. Dari kejauhan kita bilang, “belum adzan ko sudah sholat?” , anak – anak tak menghiraukan, malah salah satu diantaranya melakukan “adzan” ^^, insiatif yang sangat tinggi. Alangkah lucunya mereka .
Habis dzuhur, “ jam 12.30 sudah pada siap, sedangkan kakak-kakaknya masih mau sholat dulu. Nah akhirnya sholat bergantian, dan ada dua orang kakak yang siap menghibur adek-adek sebelum membuat pin. #padaha lnodongkarenabelumsiap :D.
Saat penataan anak-anak berlangsung, anaknya berjumlah kurang lebih 58 anak. Tempatnya tidak terlalu luas, akibatnya meja kami yang berjumlah 24 biji, tidak mencukupi ruangan itu. Bahkan diantara teriknya matahari yang menyengat, keringat bercucuran,, #sedikitlebay tapi memang iya, lumayan panas, tapi,,, semangat mereka luar  biasa.
Alhamdulillah proses pembagian meja dan spidol berjalan lancar.
Next bagi-bagi kertas bahan untuk mengambar. Alahmdulillah lancar, da nada beberapa yang mengulang mengambar karena gambarnya salah, kita hanya menyediakan satu kertas untuk satu orang.
Setelah anak-anak selesai mengambar, gambar dikumpulkan ke kakak-kakak yang ada disekitar mereka. Dan saatnya mengantri untuk dicetak kedalam mesin, nah,, bukan mesin si,,, alat press tepatnya kali ya,,, :D. Karena sangking banyaknya, akhirnya pekerjaan mengepress, dikerjakan dibelakang layar.Beneran di belakang layar lho, dibelakang layarnya nobar








Titian Ilmu ?
Ini adalah sanggar yang kita datangin saat ini, dikelola satu keluarga, seorang ibu, dan 3 orang anaknya, dan sang suami . Ibu nur namanya, anak-anak biasa memanggilnya “mimi” dan sang suami biasa dipanggil “ayah”, begitulah saan akrab mereka. Subhanallah, pertama kali mengenal mereka itu, Sangat-sangat iri, dengan keterbatasan, mereka selalu berbagi. Dan kegiatan B.Nur ini disupport tinggi oleh sang suami (so sweet ^^) yang merasa laki-laki nanti harus kaya gitu ya, ke istrinya.. #pesanyangdalem, eits,, tentu ga semuanya, tetapi semua hal yang positif, terutama berbagi #Noted.  Beliau mempunyai anak didik kurang lebih hampir 200 orang, ada beberapa yang tinggal sebagian besar tinggal bersama orang tuanya. MAh siapa anak-anak itu? Mereka adalah anak- anak yang dahulunya orang tuanya berada dijalanan, pengemis,pengelap mobil. Tetapi B.Nur bisa menarik mereka para orang tua dan anak-anak tersebut tidak berada dijalanan lagi. Alhamdulillah kak, pada buruh cuci sekarang, ada yang jualan., dan anak-anaknya sudah pada sekolah. Kalau bukan kita, siapa lagi ka yang membantu? Pemerintah tidak bisa menanggulangi semuanya, jadi kita harus membantu pemerintah untuk menanggulanginya . Sangat-sangat mulia sekali. Semoga Allah selalu memberi kemudahan dan menciptakan orang-orang yang seperti itu diperbanyak ^^.

Nobar ?
Kali ini nobar yang mengadakan adalah andi dkk, bekerjasama dengan “Beling” (Bioskop Keliling) milik salah satu sesepuh SIGi . Dua orang ini juga semangat berbaginya luar biasa, sudah diakui dalam duania ke-berbagian dan ke-relawanan. Dan kebetulan dijadikan satu dengan acara kami. “eits tidak ada yang kebetulan ya, sudah ada scenario dariNya” .
Nobarnya tentang “Mestakung (Semesta Mendukung) “. Bercerita tentang seorang anak dari pulau garam (Madura), yang ingin mencari ibunya di negeri “singa”, kecintaanya terhadap “sains” dan persahabatan. Tiga hal tersebut yang mendorong semangatnya untuk terus bangkit, karena semesta akan mendukung. Alam akan merespon apa yang kita inginkan. Seperti janji Allah,berbaik prasangkalah padaNya, maka Dia akan berhekendak sesuai prasangka hambaNya. Kurang lebih ceritanya seperti ini.
Disela-sela nobar ini, ada seorang anak yang bertanya “kak SIGi itu apa? “ nah… Sahabat Indonesia Berbagi. Ya ampun,,, sangking semangatnya untuk berbagi sampai lupa memperkenalkan diri. Tak apa yang penting mereka happy ^^.
Dibalik Keceriaan Mereka



Kita ada untuk Mereka




 Penyaluran Donasi
#savingKerabatSIGi


*efeksalahaturmoduskamera

Gambar boleh “blur” tetapi orang-orang ini nyata ada, ada untuk mereka, ada untuk berbagi . Untuk Anak Indonesia .