Ilmu Pengetahuan
Ilmu, sains, atau ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Alquran merupakan intisari dari
ilmu pengetahuan, tetapi pengetahuan ini terkandung didalam Al-Quran sebagai benih dan prinsip. Alquran
memuat segala ilmu pengetahuan, termasuk kosmologi dan pengetahuan tentang alam
semesta. Al-Quran bukan hanya sumber pengetahuan metafisis dan religius
melainkan juga sumber segala pengetahuan. Al-Quran adalah pedoman dan sekaligus
kerangka segala kegiatan intelektual islam.
Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.
Teknologi bia menjadi acuan
manusia lebih positif, bia juga menjadi negatif. Dengan adanya teknologi yang
berkembang sat ini, kemudahan-kemudahan akan semakin meningkat, mulai dari
kemudahan untuk pelayanan diri sendiri terhadap kebutuhan. Misalkan saja, mesin
cuci, saat ini hanya cukup memasukkan pakaian kedalam mesin, dan mencampukan
dengan detergent, kita bisa melakukan hal lain, hingga pakaian yang kotor
tersebut selesai dicuci, bahkan bisa sampai kering dan bisa langsung disetrika.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian
, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Ketika kita melihat kemiskinan, tidaklah patut untuk berdiam
diri. Tetapi kita harus ikut bergerak bagaimana cara mengentaskan mereka dari
kemiskinan. Seperti halnya dengan peminta-minta dijalanan saat ini. Bisa jadi
uang yang didapat lebih besar dari gaji yang kita dapatkan tiap bulannya,
tetapi mental yang ada dalam diri mereka adalah kemiskinan, tanpa sebuah usaha
untuk mendapatkan penghasilan. Kita harus bisa memilah mana orang yang miskin,
dan mana orang yang mempunyai mental miskin. Dua hal tersebut mempunyai
penanganan yang berbeda. Ketika orang tersebut dalam garis kemiskinan, dalam
keadaan tidak mampu, mereka masih mempunyai semangat yang tinggi untuk
berusaha, dengan kita memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan tertentu
(misalnya: pelatihan daur ulang) hal ini akan membanu mereka untuk memperoleh
penghasilan yang lebih. Sedangkan orang yang mempunyai mental miskin seperti
para peminta dijalanan, kita harus lebih penanganan terhadap mainset terlebih
dahulu, karena mereka mengorientasikan penghasilan dan usaha sangat bebandung
terbalik.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar