Selasa, 31 Januari 2012

Dan pengemis itupun tersenyum :)

Jakarta,
Disudut mana pun, pasti kita akan menemukan pengemis. Halte busway, penyebrangan jalan, di sudut jalan. Dalam satu penyebrangan jalan saja, bisa lebih dari 1 pengemis.

Sempat terfikir dibenak saya, saat saya mengetahui slah satu pengemis yang mengemis hanya untuk mencicil motor itu, nggak mau lagi ngasih pengemis-pengemis dijalanan. Dalam sebuah pengajian diingatkan kembali tentang niat. Bagaimanapun kita beramal itu tergantung dengan niat, jadi kita tidak harus pandang bulu, kepada siapa kita beramal,d an digunakan untuk apakah amalan kita. Yang pening niat kita, tulus ikhlas karena Allah SWT.

Aku mengamati berbagai pengemis dijalanan yang pernah aku temuin, salah satunya yang tersimpan dalam memory ku adalah, salah seorang pengemis di halte busway JCC Senayan. Disitu bisanya ada 2 orang pengemis, dua-duanga adalah laki-laki tua. Tampak sekali perbedaan dantara mereka. Yang pertama, bapak-bapak yang selalu berbaju koko warna biru, yang biasanya juga tidur di jembatan penyebrangan halte busway JCC senyan, pernah aku melihat bapak itu merokok, membeli rokok yang ada di pedagang kaki lima yang berjualan di bawah halte. Sedih melihatnya, dia mengemis, yang ujungnya uangnya di bakar dan digunakan untuk meracuni diri sendiri.

Yang kedua adalah bapak-bapak yang suka membawa gelas coca cola besar warna merah. Salut dengan dia, yang sangat berbeda sekali dengan semua pengemis-pengemis yang ada. Dia sangat ramah, tersenyum kepada semua orang, senyum yang penuh keikhlasan( semoga tebakanku benar :) ), bapak-bapak itu biasanya datangnya cukup pagi. Dan dia menyapu tangga penyebrangan,saya lihat dia menyapu dengan ikhlas, bukan seperti pengemis di jalan semanggi yang menyapu hanya untuk mengemis.

Kembali ke bapak-bapak pengemis yang di JCC, dia adalah satu-satunya pengemis yang terlihat sangat ramah diantara sekian banyak pengemis yang pernah aku temui baik di Jakarta maupun d kota manapun. Yang selalu tersenyum, bak setiap orang memberinya uang, padahal tak semua yang lewat memberinya uang. Aku sempat malu dengan senyuman yang bapak itu, walapun dia mengemis tetapi dia masih bisa tersenyum.

Sekilas tentang pengemis Jakarta di sekitar tempat tinggal saya." Ketika kita tersenyum dengan keihklasan, maka hal itu akan mempengaruhi orang lain disekitar kita, bisa membawa ketenangan kepada orang lain yang melihatnya. Dan jika itu dilakukan dengan ikhlas, maka kita juga akan mendapatkan pahala :) ".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar