Kamis, 29 November 2012

Apa Yang Kita Ketahu Tentang Kehidupan?

Apa yang kita ketahui tentang kehidupan?
Sejauh mana langkah kaki kita menyusuri bumi Allah?

Nah dari pertanyaan-pertanyaan itu munculah jawaban dan sebuah pertanyaan kembali.

Sejauh mana kita mempelajari kehidupan?
Sejauh mana kaki kita melangkah?

Bagaimana cara kita mempelajari sebuah kehidupan jika kita tak berani untuk melangkah? Nah pertanyaan atau jawaban ini ya?

Ingatkah saat dulu kita bayi seperti apa? Pastinya sudah lupa, bagaimana kita jamannya masih bayi,,, *jaman=masa :D . Lupa karena kita mempunyai keterbatasan dalam mengingat sesuatu hal. Tapi coba mari kita liat adek-adek kita sekarang dalam proses pertumbuhannya. Mereka dari bayi yang belum bisa mengerjakan sesuatu hal apapun sampai saat ini beranjak dewasa dan bisa melalukan semua sendiri tanpa bantuan orang tua kita lagi.

Bagaimana bisa melalukan hal itu? Ya 1 hal "karena dia mempelajari kehidupan" dari orang sekitar. Lingkup kecil awal yang ia kenal adalah keluarga itu sendiri dari situlah ia mulai "mempelajari kehidupan" . Kerennya anak kecil adalah ia tak pernah takut untuk mencoba hal-hal yang baru mereka kenal, mulai dari "tengkurap", sebelumnya ia tak pernah tau bagaimana cara untuk melakukan itu, mencoba-mencoba dan akhirnya bisa. Merangkak, berjalan, bicara semua proses dilalui satu persatu hingga ia bisa melalukukan sendiri. Subhanallah,,,,

Sekarang bagaimana kita saat ini? apakah kita setangguh bayi-bayi yang baru lahir itu? yang mampu melewati semua proses kehidupannya?

Kembali kepertanyaan awal "Apa yang kita ketahui tentang kehidupan?" . Kehidupan itu adalah sebuah alur proses pembelajaran, itu definisiku. Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam mempelajari kehidupan. 


Rabu, 30 Mei 2012

Anaphalis javanica


foto by zakky

-->
Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss), adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.[1] Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka.
Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus[1] , sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Anaphalis_javanica 15:34 pm , May’30 2012)
Yah,,, teringat saat kecil aku mempunyai bunga itu, dan di taruh di pot bunga dirumah, dahulu aku tak mengerti nama bunga itu, hanya tau bunganya unik ,tidak pernah melayu dan walaupun kering dia tak pernah rontok seperti bunga-bunga yang lain.
18-20 Mei 2012, teman- teman komunitas SIGI pergi untuk mendaki gunung gede pangrango tujuan yang dicapai adalah untuk pergi ke “Surya Kencana”. Mendengar kata itu adalah beberapa bulan sebelumnya saat beberapa teman mempromosikan keindahan “Surya Kencana”, disitu terdpat sebuah alun-alun bunga edelweiss, yah,,,, aku awalnya membayangkan bunga yang sangat indah. Dan untuk menghilangkan sedikit rasa penasaranku aku mencoba mencari info di mbah g*ogle, dan tara,,, hasilnya adalah sangat indah bunga itu.
Dan May 14, 2012 tepatnya 19:23 mendapat sms dari salah seorang teman isinya tentang info cibodas . Dan dia adalah salah satu dari teman yang akan ikut hiking. Dan aku pun sangking terlenanya dengan sebuah surya kencana dan sosok edelweiss, aku sms ke temen aku membalas sms temanku dan aku bilang “nitip edelweiss ya,,, ^-^” | “bawain g ya,,, | dengan PDnya aku menjawab “Ehm.. kayaknya harus deh… | dan teman ku langsung membalas “Apa yang kamu ketahui tentang edelweis? | wis,,,,, aku jadi binggung,,, ko tiba-tiba dia nanya seperti itu? Nah lo,,, ada apakah dengan sosok edelweiss itu sendiri. Akhirnya aku ngintip di mbah g*ogle , dan tara,,, aku menemukan sebuah kata2 yang tepat yaitu “Bunga Abadi” ihiy,,,, disitu diceritakan banyak mitos yang ada tentang “jika seorang yang memberikan bunga itu untuk pasangannya maka orang tersebut cintanya akan abadi,,,, hehehhe,,, seru juga tu… Eits,, tapi dari situ juga aku menyadari bahwa si Edelweis itu dalah sosok bunga yang dilindungi dan jangan sampai kita memetiknya, biarkan dia tumbuh abadi ditempatnya. Cukup kita untuk mengagumi dan melindunginya jangan sampai ia punah begitu saja. Subhanallah,,, suatu saat aku akan menemui si “Bunga Abadi “, tunggu kedatangan ku



-->

Bertolak Belakang

Senin, 28 Mei 2012

Ehm,,, waktu sudah malam,,, dan ngantuk sudah terasa sekali. Malam ini sepulang dari Ngecash spirit aku mengantarkan temanku pulang ke kosannya. Kosannya itu di daerah kalibata tepatnya, dekat makam pahlawan (denger kata makam jadi serem,,, heheheh, tapi untungnya si makam ini nggak seserem yang di bayangkan tengah malam pun masih ramai dengan orang).

Motor ku melaju ke arah pancoran dengan sangat pelan sekali, karena saat itu posisi sedang ngantu berat. Nah Pas di lampu merah sebelum patung Pancoran dari arah kalibata, disebelah kanan terjadi macet yang amat sangat panjang. Itu adalah pertigaan, dimana situ tidak boleh untuk memutar ke arah balik, dan pas di lampu merah itu juga lampu indikator sudah menyala hijau, tetapi karena ada metro mini warna merah memutar ke arah balik, pas di pertigaan, dan saat itu juga disitu sedang ada mobil polisi yang patroli. Dan terjadilah disitu mobil polisi patroli berhenti pas di pemotong pertigaan, dan metromini tak bisa bergerak. Disitu pak polisi sedang memperingatkan metromini tersebut dengan pengeras suara dan terjadi pemberhentian yang cukup lama.

Karena saya dari arah yang berlawanan jadi saya masih bisa langsung meneruskan perjalanan. Yang saya herankan kenapa mobil patroli itu berhenti pas di pertigaan? kenapa ga diminta untuk minggir dahulu baru di tilang? Hal itu menyebabkan pengemudi lain merasa dirugikan atas kejadian tersebut, yaitu macet yang sangat panjang dan riuhny bunyi klakson motor dan mobil.

Saya meneruskan perjalanan, sepanjang perjalanan yang luamayan panjang (karena dalam keadaan ngantuk berat), sampailah saya di jembatan semanggi, di situ saya melihat seorang polisi yang mengendarai motor (motor pribadi) melewati jembatan semanggi, dan yang disitu jelas jelas terpampang rambu-rambu tidak bolehnya motor melewati jalur itu. Nah lo,,, disisi lain menerapkan aturan tapi disisi lain juga melanggar. Jadi bagaimana penerapan peraturan yang ada? apakah sudah terlaksana dengan baik,,,,?


Bisa disimpulkan sendiri menurut versi masing - masing ^-^




Rabu, 11 April 2012

Ibu

Cerita ini terinspirasi ketika saya sedang mencari referensi tentang "perasaan seorang ibu". Dan saya menemukan tulisan tentang "Perasaan seorang ibu ketika jauh dari anak" .

Ini berawal dari saat saya akan naek ke kelas 4, ya saat itu saya masih belum terlalu faham, kenapa saya harus tinggal bersama nenek di kota dan harus meninggalkan kedua orang tua saya.
SMP, SMA itu orang tua saya masih sering mengunjungi saya, ya walaupun disitu juga saya kurang mengenal orang tua saya. Yang saya tahu adalah mereka hadir ketika saya menginginkan sesuatu. Dan itupun saya tidak berani mengungkapkannya langsung, karena saya tidak banyak bicara dengan mereka. Nenek ku adalah orang yang terdekat dengan ku, yang dekat juga dengan para sahabatku, dan orang yang paling dekat juga dengan semua kemauanku.

Setiap kali aku menerima rapor, berapapun nilaiku ibu tak pernah marah dan beliau bilang "Kamu sudah berusaha sesuai dengan kemampuanmu" *sambil tersenyum. Padahal dalam hati aku ingin memberikan yang lebih. Padahal saat itu ada nilai ku yang turun, iya sih,,, ga sampai angka merah, tetapi turun nilainya.

Saat itu aku lulus SMA dan aku di terima di salah satu Politeknik di Bandung. Saat itu juga orang tuaku, berusaha gimana caranya agar aku mau kuliah yang tidak jauh dari sekitar kota kelahiranku yaitu "Lumajang" #Jawa Timur. Saat itu banyak tawaran yang mengiurkan tetapi aku tetap engan pilihanku dan aku memberika beberapa argumenku kenapa aku memilih untuk kuliah disana. Dan saat itulah ibuku bilang "Ibu rela kamu pergi. Belajar yang rajin jangan kecewakan ibu".

Dan saat pagi hari aku dan ibu pergi ketempat saudara, dijalan kami mengobrol disitu terjadi obrolan yang tiba2 sangat serius. Ibu bilang "Kamu harapan adalah ibu". Saat itulah aku merasa punya tangung jawab yang sangat. Aku membawa harapan besar buat ibuku. Saat itu tak terasa tetesan air mata membasahi pipiku.

Saat aku lulus kuliah, ibu pun bilang " Alhamdulillah, kamu tidak mengecewakan ibu, kamu bisa kuliah sampai dengan lulus ", dan ibu memelukku, dan aku bilang " bu,, aku sayang ibu, maaf jika aku pernah mengecewakan". Ibu " tidak nak, ibu bangga" *sambil aku mengusap air mata yang jatuh kepipi ibu. *Ibu tersenyum bahagia.

Setelah lulus, Ibu berpesan " Bekerjalah dulu, jika ingin berwisausaha nanti setelah kamu punya modal sendiri, maaf ibu tidak bisa membantu untuk memberikan modal, ibu hanya bisa menguliahkan kamu sampai disini, maaf ibu tidak bisa membantu kamu untuk kuliah lagi saat ini". Disitu aku memeluk ibu, dalam hatiku berkata, "bu,,, ini sudah cukup buat aku, bahkan aku tak bisa membalas ini semua".

Ketika itu aku mengikuti tes di salah satu lembaga pemerintahan, tiap sebelum tes aku selalu menyempatkan diri untuk menelepon atau sekedar sms kepada kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang lain. Ditahap terakhir saat akan wawancara di sms ibuku menuliskan sebuah sms " Ibu yakin kamu pasti bisa"di tambah dengan sms ayah " Ayah yakin, kamu pasti masuk". Dua sms yang singkat dan sangat padat. Tetapi sangat mengena dihati, dan kedua sms itu memberikan ku sebuah keyakinan bahwa aku pasti bisa, entah itu seperti dorongan yang sangat kuat dalam diri yang membuat kepercayaan diri eningkat hingga 100 kali lipat kali ya,, :).Dan sebelum masuk keruang wawancara ayah dan ibu bilang "jangan lupa berdoa, ayah dan ibu yakin kamu pasti bisa. InsyaAllah, jika Allah menghendaki tidak ada yang tidak mungkin, jangan takut sama saingan kamu".

Dan ketika pengumuman berlangsung, aku di sms oleh slah seorang teman dia bilang "ma, selamat ya, kamu masuk". Melihat sms itu dan saat itu sedang di warnet, langsung nyari tempat yang kosong, dan aku lihat di websitenya namaku ada disitu, dan ketika itulah aku langsung menelpon ibuku, ibuku langsung bilang " Alhamdulillah *sambil nangis, ibu bangga, ibu yakin kamu pasti bisa" . Sayangnya aku tak bisa memeluknya saat itu.

Setelah aku menyelesaikan administrasi di lembaga pemerintahan itu, akupun pulang kerumah, dan tinggal menunggu masuk kerjanya. Disore hari aku berjalan berdua dengan ibuku dan ibupun berkata " Doa seorang ibu terhadap anaknya pasti akan tersampaikan, ibu dulu oleh tetangga dan saudara selalu diremehkan, kata mereka, kuliah jauh-jauh mau jadi apa? ujung-ujungnya juga dirumah. Tapi ternyata mereka salah, dan ibu yang benar, kamu bisa membuktikan kepada mereka bahwa usaha ibu tidak sia-sia" sambil menoleh dan tersenyum kepadaku .

Pernah disuatu waktu ada laki-laki yang bilang suka kepadaku dan ibu tanpa pikir panjang bilang "Tidak, ibu tidak setuju". Di lain kesempatan aku bercerita kepada ibuku "ibu, aku suka dengan seseorang" dan aku menggambarkan seseorang itu kepada ibuku dan ibu ku bilang " Cinta tidak harus diungkapkan dengan kata-kata. Jika dia serius dan berani bilang langsung ma ayah dan ibu. Itulah cinta yang sebenarnnya, sebuah keseriusan dan perasaan ibu juga bisa menentukan kamu cocok sama dia atau nggak dan ibu tidak menilai dia dari tampang dan kekayaan , tapi 2 hal yaitu agama dan sikapnya". Dan aku tak bisa berkata apa-apa ketika ibu bilang seperti itu dan ditambah satu lagi " kalau bisa ya satu daerah, apalagi sama-sama Lumajangnya, biar kalian bisa pulang bareng, ibu jika sudah tua juga pegen nglihat kalian terus, kan kalo sama-sama Lumajang enak bisa sekali jalan bisa liat ibu juga mertua. Walaupun kalian nanti sudah menikah orangtua juga pasti kangen

Itulah ibuku, sepenggal cerita tentang ayahku dan keluargaku, yang selalu menerima aku apa adanya, yang tak pernah memaksakan kehendaknya untuk anak-anaknya. Dan Doa mereka selalu mengiringi ku :).


Senin, 27 Februari 2012

Kesetiaan Seorang Kakak









Sore sekitar pukul 16.00 WIB, tepatnya di busway jurusan Ancol- Kampung melayu, aq tertarik dengan dua orang anak kecil yang duduk didepan ku. Aq berdiri tepat di depan dua anak kecil tersebut, awalnya anak kecil ini duduk, kemudian berbagi tempat duduk dengan adiknya. Setelah beberapa lama kemudian, si kakak ini melihat adeknya yang sedang ngantuk, akhirnya dia mengalah, dia berdiri diatas kursi, dan si adeknya duduk. Aq terus memperhatikan gerak-gerik si anak kecil tersebut.

Dan sampailah si kakak tersebut merasa kelelahan berdiri, dan si adek semakin terlelap, akhirnya dia membangunkan adiknya, dan memangku adeknya tadi. Disini aku melihat, anak sekecil itu, sudah pandai berbagi dengan saudaranya. Dan ketika itu juga aku perhatikan dia sedang tak bersama orang tuanya.

Sungguh benar-benar melihat pemandangan yang bisa diambil hikmahnya. Kesetiaan itu tak bisa di ukur dengan sebuah "UMUR" dan kedewasaan yang dimiliki anak itu tumbuh ketika dia merasa mempunyai tanggung jawab. Sudahkah kita sebagai orang yang mempunyai nilai UMUR lebih banyak dari anak kecil itu mempunyai Kesetiaan seperti anak itu?

Jumat, 24 Februari 2012

Tukang Ojek pun masih peduli

Pagi ini aq sedikit kesiangan ke kantornya, dan setelah turun dari busway.  Aq melewati jalan samping kantor ku. Dan jalan ini pula yang biasanya dilewatin oleh para mentri, karena di belakang kantor ku adalah komplek mentri. Dari kejauhan terlihat ada mobil mentri yang sepertinya mau lewat. Dari kejauhan nampak lampu sipengawalnya sambil menyalakan sirine. Lewatlah mobil mentri itu, di depanku, dan ketika mau menyebrang ke jalan, tiba2 dengan sigap tukang ojek yang di pangkalan, membantu rombongan mobil mentri itu agar mendapatkan jalan.  Dan ternyata rakyat kecilpun masih peduli dengan pemimpinnya, apakah mereka juga demikian? Masih peduli juga?

Published with Blogger-droid v2.0.2

Senin, 20 Februari 2012

Tukang Sapu Jalan dan Polisi #Sampah

Pagi ini, tepatnya tanggal 20 Februari 2012. Pagi -pagi sekali sekitar pukul 5.30, saya menuju halte busway 'Menara Jamsostek' . Ketika saya sedang menunggu busway, aku memperhatikan seorang ibu yang meakai baju 'orange', sedang menyapu sampah di depan menara 'jamsostek', sempat kagum melihat ibu-ibu itu yang bekerja sebagai tukang sapu jalan. Di pagi yang buta sudah berangkat, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tetapi ada satu hal yang membuatku kesal terhadap ibu-ibu tersebut, beliau menyapu semua sampah yang ada disekitarnya, dan mengumpulkan sampah-sampah itu, dan kemudian ibu itu membuang sampah tersebut pada lubang kecil yang ada di pinggir trotoar, yang tak lain adalah tempat masuknya aliran air ketika hujan. Sejenak saya berfikir, apakah semua petugas sapu dijakarta seperti ini? Pantaslah klo Jakarta tak pernah lepas dari banjir, petugas kebersihannya bertindak seperti itu, semoga yang saya lihat hari ini adalah hanya satu dari sekian banyak petugas kebersihan lainnya. Dan ini juga pelajaran bagi diri kita sendiri, yaitu untuk tetap konsisten membuang sampah HANYA pada tempatnya.


Disi lain ketika akan berangkat ke kantor, menuju halte busway 'JCC', pemandangan seperti biasa yaitu di ujung jalan ada tukang ojek, dan di sampingnya ada beberapa Polisi yang bertugas. Tetapi ada 1 hal yang menarik perhatian saya hari ini. Saya berjalan awalnya cukup kencang ketika melihat apa yang dilakukan oleh P. Polisi tersebut, saya mulai mengurangi kecepatan berjalan. Si P. Polisi tersebut, awalnya saya kira ngapain, membawa tali panjang yang bawahnya ada batunya, dan berjalan di sekitar jalan . Ternyata yang di bawa adalah magnet dan bukan batu. Saya melihat di magnet tersebut, terdapat banyak sekali paku-paku yang menempel. Dan dari situ saya melihat, ternyata masih ada Polisi yang melalukan pembersihan seperti itu. Dan ternyata banyak sekali orang iseng yang melakukan penebaran paku di sekitar jalan Farmasi.


Sungguh mulia orang - orang yang melakukan hal yang kecil, tetapi sangat bermanfaat untuk masyarakat luas.


:)

Selasa, 31 Januari 2012

Dan pengemis itupun tersenyum :)

Jakarta,
Disudut mana pun, pasti kita akan menemukan pengemis. Halte busway, penyebrangan jalan, di sudut jalan. Dalam satu penyebrangan jalan saja, bisa lebih dari 1 pengemis.

Sempat terfikir dibenak saya, saat saya mengetahui slah satu pengemis yang mengemis hanya untuk mencicil motor itu, nggak mau lagi ngasih pengemis-pengemis dijalanan. Dalam sebuah pengajian diingatkan kembali tentang niat. Bagaimanapun kita beramal itu tergantung dengan niat, jadi kita tidak harus pandang bulu, kepada siapa kita beramal,d an digunakan untuk apakah amalan kita. Yang pening niat kita, tulus ikhlas karena Allah SWT.

Aku mengamati berbagai pengemis dijalanan yang pernah aku temuin, salah satunya yang tersimpan dalam memory ku adalah, salah seorang pengemis di halte busway JCC Senayan. Disitu bisanya ada 2 orang pengemis, dua-duanga adalah laki-laki tua. Tampak sekali perbedaan dantara mereka. Yang pertama, bapak-bapak yang selalu berbaju koko warna biru, yang biasanya juga tidur di jembatan penyebrangan halte busway JCC senyan, pernah aku melihat bapak itu merokok, membeli rokok yang ada di pedagang kaki lima yang berjualan di bawah halte. Sedih melihatnya, dia mengemis, yang ujungnya uangnya di bakar dan digunakan untuk meracuni diri sendiri.

Yang kedua adalah bapak-bapak yang suka membawa gelas coca cola besar warna merah. Salut dengan dia, yang sangat berbeda sekali dengan semua pengemis-pengemis yang ada. Dia sangat ramah, tersenyum kepada semua orang, senyum yang penuh keikhlasan( semoga tebakanku benar :) ), bapak-bapak itu biasanya datangnya cukup pagi. Dan dia menyapu tangga penyebrangan,saya lihat dia menyapu dengan ikhlas, bukan seperti pengemis di jalan semanggi yang menyapu hanya untuk mengemis.

Kembali ke bapak-bapak pengemis yang di JCC, dia adalah satu-satunya pengemis yang terlihat sangat ramah diantara sekian banyak pengemis yang pernah aku temui baik di Jakarta maupun d kota manapun. Yang selalu tersenyum, bak setiap orang memberinya uang, padahal tak semua yang lewat memberinya uang. Aku sempat malu dengan senyuman yang bapak itu, walapun dia mengemis tetapi dia masih bisa tersenyum.

Sekilas tentang pengemis Jakarta di sekitar tempat tinggal saya." Ketika kita tersenyum dengan keihklasan, maka hal itu akan mempengaruhi orang lain disekitar kita, bisa membawa ketenangan kepada orang lain yang melihatnya. Dan jika itu dilakukan dengan ikhlas, maka kita juga akan mendapatkan pahala :) ".