Rabu, 11 April 2012

Ibu

Cerita ini terinspirasi ketika saya sedang mencari referensi tentang "perasaan seorang ibu". Dan saya menemukan tulisan tentang "Perasaan seorang ibu ketika jauh dari anak" .

Ini berawal dari saat saya akan naek ke kelas 4, ya saat itu saya masih belum terlalu faham, kenapa saya harus tinggal bersama nenek di kota dan harus meninggalkan kedua orang tua saya.
SMP, SMA itu orang tua saya masih sering mengunjungi saya, ya walaupun disitu juga saya kurang mengenal orang tua saya. Yang saya tahu adalah mereka hadir ketika saya menginginkan sesuatu. Dan itupun saya tidak berani mengungkapkannya langsung, karena saya tidak banyak bicara dengan mereka. Nenek ku adalah orang yang terdekat dengan ku, yang dekat juga dengan para sahabatku, dan orang yang paling dekat juga dengan semua kemauanku.

Setiap kali aku menerima rapor, berapapun nilaiku ibu tak pernah marah dan beliau bilang "Kamu sudah berusaha sesuai dengan kemampuanmu" *sambil tersenyum. Padahal dalam hati aku ingin memberikan yang lebih. Padahal saat itu ada nilai ku yang turun, iya sih,,, ga sampai angka merah, tetapi turun nilainya.

Saat itu aku lulus SMA dan aku di terima di salah satu Politeknik di Bandung. Saat itu juga orang tuaku, berusaha gimana caranya agar aku mau kuliah yang tidak jauh dari sekitar kota kelahiranku yaitu "Lumajang" #Jawa Timur. Saat itu banyak tawaran yang mengiurkan tetapi aku tetap engan pilihanku dan aku memberika beberapa argumenku kenapa aku memilih untuk kuliah disana. Dan saat itulah ibuku bilang "Ibu rela kamu pergi. Belajar yang rajin jangan kecewakan ibu".

Dan saat pagi hari aku dan ibu pergi ketempat saudara, dijalan kami mengobrol disitu terjadi obrolan yang tiba2 sangat serius. Ibu bilang "Kamu harapan adalah ibu". Saat itulah aku merasa punya tangung jawab yang sangat. Aku membawa harapan besar buat ibuku. Saat itu tak terasa tetesan air mata membasahi pipiku.

Saat aku lulus kuliah, ibu pun bilang " Alhamdulillah, kamu tidak mengecewakan ibu, kamu bisa kuliah sampai dengan lulus ", dan ibu memelukku, dan aku bilang " bu,, aku sayang ibu, maaf jika aku pernah mengecewakan". Ibu " tidak nak, ibu bangga" *sambil aku mengusap air mata yang jatuh kepipi ibu. *Ibu tersenyum bahagia.

Setelah lulus, Ibu berpesan " Bekerjalah dulu, jika ingin berwisausaha nanti setelah kamu punya modal sendiri, maaf ibu tidak bisa membantu untuk memberikan modal, ibu hanya bisa menguliahkan kamu sampai disini, maaf ibu tidak bisa membantu kamu untuk kuliah lagi saat ini". Disitu aku memeluk ibu, dalam hatiku berkata, "bu,,, ini sudah cukup buat aku, bahkan aku tak bisa membalas ini semua".

Ketika itu aku mengikuti tes di salah satu lembaga pemerintahan, tiap sebelum tes aku selalu menyempatkan diri untuk menelepon atau sekedar sms kepada kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang lain. Ditahap terakhir saat akan wawancara di sms ibuku menuliskan sebuah sms " Ibu yakin kamu pasti bisa"di tambah dengan sms ayah " Ayah yakin, kamu pasti masuk". Dua sms yang singkat dan sangat padat. Tetapi sangat mengena dihati, dan kedua sms itu memberikan ku sebuah keyakinan bahwa aku pasti bisa, entah itu seperti dorongan yang sangat kuat dalam diri yang membuat kepercayaan diri eningkat hingga 100 kali lipat kali ya,, :).Dan sebelum masuk keruang wawancara ayah dan ibu bilang "jangan lupa berdoa, ayah dan ibu yakin kamu pasti bisa. InsyaAllah, jika Allah menghendaki tidak ada yang tidak mungkin, jangan takut sama saingan kamu".

Dan ketika pengumuman berlangsung, aku di sms oleh slah seorang teman dia bilang "ma, selamat ya, kamu masuk". Melihat sms itu dan saat itu sedang di warnet, langsung nyari tempat yang kosong, dan aku lihat di websitenya namaku ada disitu, dan ketika itulah aku langsung menelpon ibuku, ibuku langsung bilang " Alhamdulillah *sambil nangis, ibu bangga, ibu yakin kamu pasti bisa" . Sayangnya aku tak bisa memeluknya saat itu.

Setelah aku menyelesaikan administrasi di lembaga pemerintahan itu, akupun pulang kerumah, dan tinggal menunggu masuk kerjanya. Disore hari aku berjalan berdua dengan ibuku dan ibupun berkata " Doa seorang ibu terhadap anaknya pasti akan tersampaikan, ibu dulu oleh tetangga dan saudara selalu diremehkan, kata mereka, kuliah jauh-jauh mau jadi apa? ujung-ujungnya juga dirumah. Tapi ternyata mereka salah, dan ibu yang benar, kamu bisa membuktikan kepada mereka bahwa usaha ibu tidak sia-sia" sambil menoleh dan tersenyum kepadaku .

Pernah disuatu waktu ada laki-laki yang bilang suka kepadaku dan ibu tanpa pikir panjang bilang "Tidak, ibu tidak setuju". Di lain kesempatan aku bercerita kepada ibuku "ibu, aku suka dengan seseorang" dan aku menggambarkan seseorang itu kepada ibuku dan ibu ku bilang " Cinta tidak harus diungkapkan dengan kata-kata. Jika dia serius dan berani bilang langsung ma ayah dan ibu. Itulah cinta yang sebenarnnya, sebuah keseriusan dan perasaan ibu juga bisa menentukan kamu cocok sama dia atau nggak dan ibu tidak menilai dia dari tampang dan kekayaan , tapi 2 hal yaitu agama dan sikapnya". Dan aku tak bisa berkata apa-apa ketika ibu bilang seperti itu dan ditambah satu lagi " kalau bisa ya satu daerah, apalagi sama-sama Lumajangnya, biar kalian bisa pulang bareng, ibu jika sudah tua juga pegen nglihat kalian terus, kan kalo sama-sama Lumajang enak bisa sekali jalan bisa liat ibu juga mertua. Walaupun kalian nanti sudah menikah orangtua juga pasti kangen

Itulah ibuku, sepenggal cerita tentang ayahku dan keluargaku, yang selalu menerima aku apa adanya, yang tak pernah memaksakan kehendaknya untuk anak-anaknya. Dan Doa mereka selalu mengiringi ku :).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar