Selasa, 30 April 2013

CITA CITA GRATIS

Siapa yang bilang kalau punya cita cita yang tinggi harus bayar? 
Realitasnya yang ber”uang” yang mampu berkembang, realitasnya hanya anak yang orang yang mempunyai “materi” yang lebih yang bisa jadi dokter. Yah itulah sebuah realita, tapi cita cita tidaklah harus dikubur sedemikian, kita masih punya “cita cita” yang tak berbayar, kita punya semangat untuk mengapai, banyak cara yang bisa dilakukan, bukan hanya duduk dan terdiam menunggu, tapi berusaha. Berusaha melakukan hal untuk mencapai sebuah cita cita. Bahkan tanpa tersadar kita punya sebuah keinginan, yang biasa disebut “ucapan adalah sebuah doa”, keinginan yang kecil sebagai contoh. Semasa SMP saya mempunyai sahabat, dan dia sering sekali pergi ke kota “Bandung” maupun “Jakarta”, dalam benak saya, tidak mungkin kesana, karena saya tak punya saudara, apalagi pergi kesana hanya untuk sekedar berlibur. Wah itu sangat-sangat tidak mungkin.
Begitu juga ketika SMP, saya mempunyai cita cita, ingin punya banyak teman, dari kota lain selain “Lumajang”. Tahun berganti di kelas 3 SMP saya mempunyai satu teman dari kota lain, yaitu “Surabaya” . SMA yang dibilang katanya masa yang paling indah, disini bayangan kota yang bernama ibu kota “Jakarta” ataupun yang bernama kota kembang “Bandung” masih terbayang, dalam benak dan anggan. Kelas 3 SMA, saatnya untuk menentukan, lanjut kuliah kah? Atau kembali ke kampung halaman membantu usaha orang tua? Disaat saya lulus SMA keuangan keluarga sedang diuji, dan orang tua tidak mengizinkan saya untuk pergi atau keluar dari kota tercinta “Lumajang”, disini saya mengikuti “PMDK” disalah satu Politeknik di Bandung dan Alhamdulillah masuk. Saat itu berlangsung ayah dan ibu mencoba untuk mencegah kepergian saya dengan menawarkan untuk kuliah di kota Apel, satu hal yang saya lakukan adalah mencoba memberi pengertian, bahwa apa yang orang tua saya pilihkan saya tidak menyukainya, dan berbagai argumenpun muncul, sampai akhirnya ibu bilang, “ ibu ikhlas, dan kamu adalah harapan ibu”.
Dan inilah titik titik dari sebuah cita cita gratis itu, mulailah saya melintasi jarak yang beratusan km, berdiri sendiri, tanpas saudara hanya aku, sahabat, doa dan Allah yang menemani. Titik awal cita cita sat SMP terwujud, bisa jalan jalan di kota kembang, bahkan bukan hanya jalan jalan, tetapi diberi kesempatan untuk menimba ilmu selama 3 tahun,punya teman dari kota lain, bahkan seleuruh Indonesia ada, dari aceh sampai papua semua ada dikampus kecilku. Menjamah ibu kota saat semester 2, tingkat 1, melihat yang biasanya hanya bisa dilihat dilayar kaca, mungkin ini memanglah mimpi anak kampung yang ingin melihat dunia luar. Tapi inilah cara Allah mewujudkan impianku, dengan cara yang berbeda, dan bukanlah sebuah kebetulan, karena Allah menghitung sesuatu dengan sangat cermat, “tepat” dan “akurat”.
Disaat yang tepat Allah akan memberikan dan mewujudkan impian impian kamu. Janganlah pernah berhenti untuk bercita cita, setinggi apapun itu, karena itu gratis. Ucapan, usaha, dan doalah yang akan mengiringi semua cita-cita, jangan hanya bermimpi tapi tak pernah bangun. Tapi bermimpilah, bangun dan lakukan dengan aksi aksi yang kamu mampu lakukan. Respon dari alam adalah perwujudtan atas sebuah aksi. Tanamkan sebuah ketekatan untuk hal yang lebih baik.
HAI, KAMU!!! JIKA MASIH MENGINGINKAN MIMPI ITU TERWUJUD, JANGAN BERHENTI BERJUANG, APAPUN HALANGAN RINTANGAN MENGHADANG HADAPI. JANGAN PERNAH TAKUT, ALLAH SELALU ADA UNTUK KITA. SEBUAH RINTANGAN REALITA KEHIDUPAN YANG SANGAT SULIT, AKAN TERHAPUS DENGAN MUDAH JIKA ALLAH MENGINGINKAN, KARENA “JANJINYA” SELALU PASTI.
Sesungguhnya Perintahnya Apabila Dia Menghendaki Sesuatu Hanyalah Berkata Kepadanya, “Jadilah” Maka Terjadilah Ia. Maha Suci (Allah) Yang Di Tangannya Kekuasaan Atas Segala Sesuatu Dan Kepadanyalah Kamu Dikembalikan. (36 : 82-83)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar