Aku, adalah aku
Setelah kami memusyawarahkan,
maka diputuskanlah “fatma” sebagai ketua SIGi Periode 2014-2016.
Sungguh diluar dugaan, dan sampai
sekarangpun aku masih belum mempercayai hal itu. Beawal dari BCBS yang pertama,
yang menjadi lemparan tanggung jawab yang harus saya emban, dan keyakinan diri
bahwa saya mampu melaksanakan itu.
Saya tidak pernah mengganggap
diri saya sebagai pemimpin, karena sosok pemimpin itu tidak ada dalam diri saya
sedikitpun, ini menurut penilaian saya pribadi. Bukan seorang yang Tegas dan bukan orang yang bisa
mengambil keputusan dengan cepat, sama sekali bukanlah ideal untuk menjadi
seorang pemimpin, apalagi saya seolah perempuan. Terlepas dari itu semua,
dengan bismillah saya menerima amanat itu, dan sampai sekian hari amanat itu
saya terima saya belum pernah merasa menjadi pemimpin disini. Saya hanya
mempunyai cinta untuk SIGi, cinta untuk anak-anak yang pernah terdidik dalam
BCBS baik dalam periode 1 maupun periode 2. Karena dengan BCBS saya belajar banyak
hal, bukan hanya mereka yang kami ajarkan, tetapi saya belajar untuk diri saya
sendiri mengontrol diri, belajar dari mereka. Itu sungguh luar biasa, saya
paling tidak suka dengan kata “mengajar” karena disini saya harus berbicara dan
menjelaskan sesuatu dengan “lugas” dan “tepat” itulah konsep mengajar yang ada
didalam otak saya. Tapi di BCBS inilah saya menemukan, mengajar itu
menyenangkan, disinilah saya belajar membunuh kata “tidak suka” yang selama ini
terbenam dalam otak saya, dan berbalik menjadi hal “yang menyenangkan”.
Dengan amanah dalam BCBS saya
belajar untuk menantang “Ketidak mungkinan” dengan hal minim menjadi “PASTI
BISA”. Saya perempuan dan disinilah saya bisa mempelajari banyak hal tentang
bagaimana tumbuh kembang seorang anak, sesuai dengan umurnya. Apa yang boleh
dan apa yang tidak boleh kita lakukan untuk anak-anak, dan saya masih terus
belajar.
Saya memang belum mempunyai anak,
tetapi saya mempunyai kesempatan menularkan ilmu yang saya dapat ntuk
orang-orang yang ada disekitar saya, dan untuk berbagi dalam BCBS tentunya.
Inilah diri saya yang masih
memerlukan “orang” yang “bisa” mengerti dan memacu semangat untuk bangkit.
Selebihnya saya sendirilah yang akan menentukan pilihan langkah itu.
Semoga saya bisa mengemban amanah
ini dengan sebaik-baiknya.
Terima Kasih untuk Allah SWT
Terima Kasih untuk Ayah dan Ibu
Terima Kasih untuk “dekapan doaku”
Terima Kasih untuk para sahabat
dan orang – orang yang saya sayangi.
Kalian semua adalah semangatku
untuk “berdiri, tegak, kokoh namun tak kaku”
Bismillahirahmanirrahim....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar